Menjadi Seorang Pengusaha Dalam
Perspective Islam
Para ahli mendefinisikan seorang pengusaha
secara berbeda-beda sesuai dengan sudut padang mereka masing-masing. Seperti
misalnya Louis Jacques filion yang
menggambarkan seorang wirausahawan
sebagai orang yang imajinatif, yang ditandai dengan kemampuannya dalam
menetapkan sasaran serta dapat mencapai sasaran-sasaran tersebut. Sementara
itu, dalam kamus besar bahasa Indonesia (KBBI), pengusaha
atau wirausahawan berarti orang yang pandai atau berbakat mengenali produk
baru, menyusun cara baru berproduksi, menyusun operasi untuk pengadaan produk
baru, mengatur permudalan operasinya, serta memesarkannya. Ukuran seseorang
dikatakan sebagai seorang pengusaha apabila ia telah mampu mengolah suatu baik
itu berbentuk produk, jasa maupun distribusi yang dapat menghasilahkan
keuntungan materi dalam bentuk yang real (uang).
Kewirausaahan adalah bidang yang akan di geluti
oleh para wirausahawan dalam mengasah kemampuan mereka dalam berusaha.
Kewirausahaan atau wirausaha adalah proses mengidentifikasi, mengembangkan, dan
membawa visi kedalam kehidupan. Visi tersebut bisa berupa ide inovatif,
peluang, cara yang lebih baik dalam menjalankan sesuatu. Hasil akhir dari
proses tersebut adalah penciptaan usaha baru yang di bentuk pada kondisi resiko
dan ketidakpastian.
Seorang wirausahawan bekerja sebagai manager,
tetapi juga sekaligus mengerjakan tugas tambahan yang tidak dilakukan oleh
semua manager dalam bidan lainnya. Pada umumnya manager bekerja dalam hierarki
managemen yang lebih formal, dengan kewenangan dan tanggung jawab yang
didefinisikan secara jelas. Sedangkan seorang manager dalam bidang
kewirausahaan menggunakan jaringan daripada kewenangan formal.
Berikut ini beberapa karakteristik yang harus dimiliki dan ditonjolkan oleh para calon
pengusaha maupun yang sudah menjadi pengusaha.
a.
Proaktif,
yaitu suka mencari informasi yang ada hubungannya dengan dunia yang sedang
digelutinya, agar mereka tidak ketinggala informasi sehingga segala sesuatu
dapat disikapi dengan bijak dan tepat.
b.
Produktif,
yaitu mementingkan pengeluaran yang bersifat produktif dari pada yang bersifat
komsumtif merupakan kunci untuk sukses. Memperhitungkan dengan teliti, dan
cermat dalam memutuskan pengeluarkan uang untuk hal-hal yang produktif bisa menekankan
kecenderungan pada hal-hal yang bersifat kemewahan, dan sesunggunya gengsi
tidaklah menghasilkan uang namun lebih cenderung untuk rugi.
c.
Pemberdaya,
yaitu memahami managemen, menangani pekerjaan dengan membagi habis tugas dan
memberdayakan orang lain dalam pembinaannya untuk mencapai tujuan yang
diinginkan. Jika mampu mengimplementasikan hal ini, maka dia tidak hanya mampu
mencapai tujuan bisnisnya namun juga mampu mempekerjakan olang lain dengan
pembinaan yang baik dan berpengalaman yang diharapkan paga gilirannya nanti
dapat berdiri sendiri berkat pemberdayaan yang dilakukan oleh pemiminnya.
Sebagaiman
yang telah disebutkan dalam hadits Nabi Muhammad Saw bwrsabda yang artinya “setiap kalian adalah ppemimpin dan setiap
pemimpin bertanggung jawab atas kepemimpinanya.”
d.
Tangan di atas, setiap reseki
yang diterima harus ada sebagian yang dibagikan kepada orang-orang yang kurang
beruntung secara ikhlas. Bagi para pengusaha, tangan diatas (suka memberi) ini
merupakan hal penting dalam hidupnya karena setiap pemberiaan yang ikhlas
menambah kualitas dan kuantitas rezekinya dan hidup kemudian menjadi penuh
berkah.
Itulah
yang dianjurkan oleh Rasulullah Saw. Dalam salah satu hadits yang arinya “tangan di atas lebih mulia dibandingkan
tangan di bawah”.
e.
Rendah
hati. Sejatinya menyadari keberhasilan yang dicapai
bukan sepenuhnya karena kehebatannya, tetapi seorang penguhasa harus sadar
betul bahwa di samping upaya-upaya yang dilakukan secara bersungguh-sungguh, ia
tidak terlepas dari pertolongan Allah Swt. Hal ini harus diyakini oleh setiap
pengusaha muslim sehingga selalu bersyukur dan rendah hari (tawaddu).
f.
Kreatif.
Mampu manangkap dan menciptakan peluang-peluang bisnis yang bisa dikembangkan,
sehingga ia tidak perlu khawatir kehabisan lahan bisnisnya.
g.
Inovatif.
Sikap seseorang yang inovatif akan selalu mendorong untuk kembali bergairah
dalam usaha mencapai kemajuan dalam berbisnis.
Sebagai seorang makhluk yang memiliki banyak
kebutuhan, kita diperintahkan untuk senantiasa bekerja keras dalam pemenuhan
kebutuhan tersebut. Kerja keras akan bernilai Ibadah dan mendapatkan pahala
dari Allah apabila kita senantisa meniatkannya kepada hal-hal yang baik dan
sesuai dengan tutunan syariat karena sesungguhnya semua yang kita lakukan akan
dimintai pertanggung jawaban oleh Allah. Begitupula halnya dalam berwirausaha
semua kerja keras kita akan dipertanggung jawabkan, baik itu bagaimana cara
kita mendapatkannya, bagaimana kita mengusahakannya, apakah yang kita lakukan
halal serta dimana dan bagaimana kita mempergunakan harta yang kita dapatkan.
Wirausaha dapat dikelompokkan menjadi tiga
jenis, yaitu founders, general managers dan franchisee.
a. Founders
(pendiri sendiri)
Seorang founder seriang
dianggap sebagai wirausaha murni, karena mereka secara nyata melakukan survey
pasar, mencari dana, da fasilitas yang diperlukan. Founder yaitu seorang
investor yang memulai bisnis berdasarkan penemuan barang atau jasa baru atau
yang sudah diimprovisasi.
b. General
managers
Yaitu seorang yang mengepalai
perusahaan dalam menjalankan bisnisnya.
c. Franchisee,
yaitu seorang pengusaha yang kekuasaanya dibatasi oleh hubungan kontrak kerja
dalam organisasi pemberi franchisee atau
franchisor. Tingkatan dalam system
franchisee terdiri atas tiga bentuk, pertama produsen (franchisor) memberikan
franchisee kepada penjual. Kedua, penjualnya adalah franchisor. Ketiga,
franchisor sebagai pencipta atau produsen, sedangkan franchisee pendiri retail.
Ada dua wirausaha yang disarankan olrh Norman
R.Smith dalam longenecker (2001), yaitu wirausaha artisan dan opportunities. Wirausaha artisan adalah seorang yang
memulai bisnisnya dengan keahlian teknis sebagai modal utama dan sidikit
pengetahuan bisnis, karaktetistik dari wirausaha jenis ini antaralian:
· Bersikap kekeluargaan, mereka
memimpin bisnisnya sendiri seperti memimpin keluarganya sendiri.
·
Enggan mendelegasikan wewenang.
·
Memnggunakan lebih sedikit
sumber mudal dalam mendirikan perusahaanya.
· Membatasi strategi pemasaran
pada komponen harga secara traditional, kualitas dan reputasi perusahaan
·
Usaha penjualannya dilakukan
secara traditional
· Orientasi waktu mereka singkat
dengan sedikit perencanaan untuk pertumbuhan atau perubahan di masa mendatang.
Sedangkan Wirausaha Opportunities yaitu
seseorang yang memulai suatu bisnisnya dengan keahlian managemen yang rumit dan
pengetahuan teknis.
Dari penjelasan panjang di atas, muncul kemudian
pertanyaan bagaimana menjadi seorang pengusaha yang sukses? Nah ,ada beberapa
langkah yang dapat dilakukan seseorang bila ingin memulai sebuah bisnisnya
sendiri, yaitu:
·
Focus pada apa yang akan
dilakukan
·
Membuat penrencanaan bisnis
·
Mencipatakan image yang jelas
atas produk yang dihasilkan
·
Melakukan survey atas kebutuhan
dan permintaan pasar
·
Melindungi hak cipta
·
Berfikir positif tentang
bisnisnya
·
Berfikir terbuka atas ide-ide
baru
·
Menciptakan strategy pemasaran
yang tepat
·
Menemukan harga yang tepat
·
Merencanakan masa depan
perusahaan dengan jelas.
No comments
Post a Comment