Pengertian Akhlak dan Akhlak Pribadi yang Islami

Share:



Akhlaq merupakan sifat yang tertanam dalam jiwa yang mendorong seseorang untuk melakukan perbuatan tanpa pemikiran dan pertimbangan, baik itu akhlaq baik maupun buruk. 
BACA JUGA : Cara Menjadi Pengusaha Sukses Dalam Pandangan Islam
Selain akhlaq terhadap Allah dan RasulNya, seseorang juga harus memperhatikan akhlaq terhadap pribadi sendiri.
1.      Shidiq
Shidiq (ash-shidqu) artinya benar atau jujur, lawan dari dusta atau bohong (al-kazib). Seorang muslim di tuntut selalu berada dalam keadaan benar lahir batin, benar hati, benar pikiran, dan benar perbauatan sebagaimana Rasulullah bersabda yang artinya: “hendaknya kamu bersikap jujur, karena kejujuran membawa kepada kabaikan, dan kebaikan membawa ke syurga. Seseorang yang selalu jujur dan mencari kejujuran akan ditulis oleh Allah sebagai sebagai seorang yang jujur (shidiq). Dan jauhilah sifat bohong karena kebohongan membawa kejahatan dan kejahatan mambawa ke naraka. Orang yang selalu berbohong dan mencari-cari kebohongan akan ditulis oleh Allah sebagai pombohong.” (HR.Bukhari)
Seseorang dapat dikatakan memiliki sifat shidiq apabila ia benar perkataanya, benar pergaulannya, benar kemauannya, benar janjinya, dan benar kenyataanyanya (tidak berperilaku yang dibuat-buat.
Sebaliknya, seseorang dikategorikan memiliki sifat pembohong apabila ia khianat, memungkiri janjinya, bersaksi palsu, memfitnah, dan menggunjing. Oleh karena itu, seorang muslim harus senantiasa memohon pertolongan dan perlindungan dari Allah SWT. agar terhindar dari sifat-sifat tercela.
2.      Amanah
Amanah artinya percaya, seakar dengan iman. Lawan dari amanah yaitu khianat. Sifat amanah seseorang sejalan dengan kekuatan imannya, semakin kecil keimanan seseorang maka semakin pudar pula sifat amanah yang ada dalam dirinya. Rasulullah SAW bersabda: “Tidak sempurna iman seseorang yang tidak amanah, dan tidak sempurna agama seseorang yang tidak menunaikan janji.” (HR.Ahmad)


3.     Istiqamah
Dalam terminology akhlaq, istiqamah adalah sikap teguh dalam mempertahankan keimanan dan keislaman sekalipun menghadapi berbagai macam tantangan dan godaan. Sebagaimana dalam Al-qur’an surah Hud (11): 112 Allah berfirman yang artinya, “maka tetaplah kamu pada jalan yang benar. Sebagaimana diperintahkan kepadamu dan juga orang yang telah taubat beserta kamu dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Dia Maha melihat apa yang kamu kerjakan.
Dalam surah lain, QS. Fushshilat (41): 30-31 Allah berfirman yang artinya “sesungguhnya orang-orang yang mengatakan;” Tuhan kami ialah Allah”kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka Malaikat turun kepada merka dengan mengatakan; “janganlah kamu takut dan janganlah kamu merasa sedih, dan gembirakanlah mereka dengan jannah yang telah dijanjikan Allah kepadamu.”(30) kamilah pelindung-pelindungmu dalam kehidupan dunia dan akhirat, di dalamnya kamu memperoleh apa yang kamu inginkan dan memperoleh pula di dalamnya apa yang kamu minta.”(31)
4.      Iffah
Iffah berarti memelihara atau menjaga diri dari hal-hal yang tidak baik. Ini juga berarti mensucikan diri.
QS.An-Nur (24): 30-31
(30) katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandananya, dan memelihara kemaluannya: yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang mereka perbuat”.
(31) dan katakanlah kepada perempuan yang beriman, agar mereka menjaga pandanganya dan memelihara kemaluannya. . . . .
QS. Al-Isra’ (17):32
“dan janganlah kamu mendekati zinah, sesungguhnya zina itu adalah sesuatu perbuatan yang keji, dan suatu jalan yang buruk.”
5.      Mujahadah
Istilah mujahadah berasal dari kata jaahada-yujaahidu-mujaahada-jihad yang artinya mencurahkan segala kemampuan. Dalam konteks ahklaq, mujahadah adalah mencurahkan segala kemampuan untuk melapaskan siri dari segala hal yang menghambat pendekatan diri kepada Allah Swt. baik berupa hambatan internal maupun eksternal. Allah berfirman dalam surah Al-Ankabut(29) ayat 69 yang artinya “dan orang-orang yang berjihat untuk mencari keridhaan kami, benar-benar akan kami tunjukan kepada merka jalan-jalan kami. Sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang baik.”
QS.Al-Ankabut (26) ayat 6 yang artinya: “dan barangsiapa yang berjihad, maka sesungguhnya jihadnya itu adalah unutk dirinya sendir. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta ala.”
6.      Syaja’ah
Syaja’ah artinya berani, yaitu berani yang dilandasi kebenaran dan dilakukan dengan penuh pertimbangan. keberanian yang dimaksud bukan semata-mata hanya keberanian fisik, namun keberanian yang ditentukan oleh kekuatan hati dan kebersihan jiwa. Rasulullah Saw bersabda yang artinya “bukanlah yang dinamakan pemberani itu orang yang kuat bergulat. Sesungguhnya pemberani itu ialah orang yang sangggup menguasai dirinya dikala marah.” (H. Mutafaqun ‘alaihi)


7.      Tawadhu’
Tawadhu” artinya rendah hati, lawan dari sombong atau takabur. Orang yang rendah hati tidak memandang dirinya lebih dari orang lain, sementara orang yang sombong selalu menganggap dirinya lebih unggul dibandingkan orang lain. Rendah hati bukan berarti rendah diri, Karena rendah diri berarti kehilangan kepercayaan dirinya dihadapan orang lain, sementara rendah hati lahir dari kesadaran diri seseorang yang berdasarkan keimanan yang kuat kepada Allah Swt. Bahwa apa yang ada pada dirinya hanyalah titipan yang perlu dijaga dan dihargai dan bukan untuk disombongkan. QS. An-Nahl (16): 53, Allah berfirman yang artinya: “dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, maka dari Allah-lah datangnya. Dan bila kamu ditimpa oleh kemhudaratan, maka hanya kepada-Nya-lah kamu memintapertolongan.”
8.      Malu
Malu (al-haya’) adalah sifat atau perasaanya yang menimbulkan keengganan melakukan sesuatu yang rendah atau tidak baik. Orang yang tidak punya rasa malu ketika melakukan perbuatan yang baik, dia melakukan dengan tenang tanpa rasa gugup atau taku sedikitpun.
Rasa malu merupakan reflixsi dari keiman seseorang. Oleh karena itu, keiman seseorang selalu diikuti oleh rasa malu, apabila salah satunya hilang maka yang ainnya lambat laun akan menghilang pula. Malu tidak sama halnya dengan tertutup dan tidak mau melakukan kebaikan dengan alasan malu. Rasulullah bersabda yang artinya: “malu itu sebagian dari iman, dan iman itu di dalam syurga. Lidah yang keji itu adalah termasuk kebengisan, dan kebengisan itu di dalam neraka.” (HR.Tirmizi)
Dalam hadist lain Raulullah bersabda yang artinya: “rasa malu dan iman itu sebenarnya berpadu menjadi satu, maka bilamana lenyap salah satunya maku hilang pulalah yang lainnya.” (HR. Hakim)
9.      Sabar
Sabar berarti menahan diri dari segala sesuatu  yang tidak disukai karena mengharap ridha Allah, juga mengekang diri dari memperturutkan hawa nafsu. Dalam Al-qur’an surah Al-Baqarah (2): 155-157 Allah Swt. Berfirman yang artinya: “dan sungguh kami akan berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berilah berita gembira kepada orang-orang yang sabar(155). Yaitu orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan, “inna lillahi wa innaa ilaihi raaji’un”(156)  mereka itulah yang mendapatkan keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk”(157)
10.  Pemaaf
Dalam bahasa Arab sifat pemaaf disebut dengan al-afwuyang yang artinya kelebihan atau berlebihan. Dari pengertian mengeluarkan yang berarti itu, kata al-afwu kemudian berkembang maknanya menjadi mnghapus. Dalam konteks bahasa memaafkan berarti menghapuskan luka atau bekas-bekas luka yang ada di dalam hati.
QS. Ali Imran (3) 133-144 yang artiya:

“dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada syurga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disedikan untuk oeang-orang yang bertaqwa(133) yaitu orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaaakan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajiakan(134).

No comments